Kamis, 26 September 2019


SI TAMPAN SANG KUASA

 “Anak-anak Ibu mau Tanya. Menurut kalian orang sukses itu orang yang seperti apa? ” Tanya Ibu guru.

“Orang yang banyak uang bu!” jawab Dion.

“Salah bu! Sukses itu orang yang punya jabatan tinggi!” timpal Revan.

“Loh kok salah? Benerlah. Kalau punya uang banyak kamu gak akan sengsara, hidup kamu pasti bahagia. Iya kan bu?”

“Ah menurutku jabatanlah yang menunjukan orang itu sukses atau enggak, percuma saja banyak uang kalau kedudukannya masih rendahan.” Sanggah Revan.

“Aku setuju pendapatmu Revan.” Teman sebangkunya angkat suara.

Sementara siswa lain terdiam santai, asik berbincang dengan teman sebangku. Tidak memerhatikan dari masing-masing pendapat. Seakan acuh tak acuh. Hanya satu atau dua siswa yang merespon tanggapan.

“Ah bagiku tetap sukses itu kalau kita banyak uang. Kau ikut siapa Daffa?” Tanya Dion pada teman sebangkunya.

“E…e...aku…aku…aku gak tau Dion.” Jawab Daffa gugup.

“Kau kan sahabatku!” Bisiknya.

“Daffa memilih pendapatku. Silahkan yang lainnya poting jawaban siapa yang paling benar” Dion mewakili.

“Heh! kamu curang. Daffa saja belum memilih kamu sudah memaksanya untuk memilihmu! Bu gimana ini?” Revan tidak terima atas perampasan hak suara Daffa.

Ibu guru tersenyum.

“Baiklah anak-anak silahkan ada pendapat lain?” Tanya Ibu guru kepada siswa lain yang hanya menatap tak peduli.

Pemandangan ironis ditampakan begitu gamblang. Siswa kelas sembilan SMP itu seolah-olah tidak menyadari akan kehadiran guru di kelas. Sebagian dari mereka memainkan apa saja yang ada di depannya. Mengganggu teman dan  ada di antara mereka yang sesekali mondar-mandir dari bangku satu ke bangku yang lain untuk sekedar menanyakan hal-hal diluar materi pembelajaran.

“Halo?!” Tanya Ibu guru menaikan volumenya.

“Hay” jawab mereka setengah malas.

“Bisa kita lanjutkan?”

“Bisa.” Jawab mereka serentak.

Brakk!!!

Pintu dibuka dengan kerasnya.

“Oy ke kantin yuk!” Ajak Jaki. Satu kakinya tertahan diluar kelas.

Suasana tiba-tiba menjadi gaduh oleh celotehan Jaki. Remaja yang memiliki ketampanan selevel dengan aktor drama korea. Begitulah komentar gadis-gadis bucin di sekolahnya. Mengagetkan semua termasuk Ibu guru yang tengah fokus membimbing peserta didik dalam melaksanakan diskusi.

“Silahkan duduk Jaki. Kita sedang diskusi hari ini”

“Saya laper Bu, mau ke kantin dulu” jawab Jaki tanpa beban.

“Nanti ya kan belum istirahat. Ayo diskusi dulu” suara lembutnya tetap bertahan.

“Ah saya gak suka diskusi-diskusi Bu.”

“Loh kenapa? Justru dengan diskusi kita bisa melatih pemikiran menjadi luas”

“Kayak lapangan aja si Ibu mah.” Sambil mengacak rambutnya.

Ibu guru tersenyum.

“Kalo kita berpendapat bakalan dikasih apa emangnya bu?” Tanya Jaki dengan tampang pongahnya sembari melangkahkan kaki menuju bangku pojok kesayangan.

“Pendapat kami perlu penghargaan juga Bu. Kan segala sesuatu yang dihasilkan dari pemikiran itu harus ada imbalannya bu. Ya gak temen-temen?” sambungnya.

“Em…baiklah-baiklah kalau itu mau kalian, Ibu akan memberikan sesuatu yang istimewa untuk kalian yang mengemukakan pendapat. Hayooo…siapa lagi?” Ibu guru tetap sabar menghadapi sikap mereka.

“Nah gitu kan jadi asik Bu diskusinya iya gak hey?!” Jaki menuntut dukung teman kelasnya.

Ajaib. Suara Jaki berhasil merebut perhatian teman kelasnya. Wajar saja ia adalah ketua geng sekolah sekaligus anak pemilik Yayasan. Ia pun bisa datang  ke sekolah kapan saja. Sampai saat ini belum ada guru yang berani menghukum atau memanggilnya karena masalah yang dibuat oleh si Anak Pemilik Yayasan. Seolah-olah tenaga pendidik di Yayasan tersebut pun menutup mata dan telinga  dengan tingkah polah negatifnya.

“Kita lanjutkan ya anak-anak. Oke jadi orang sukses itu yang seperti apa sih?”  

“Saya…saya bu…” dengan percaya diri siswa berkaca mata minus itu mengangkat tangan.

“Sukses itu orang yang paling banyak ilmunya, karena harta dan jabatan itu bisa diraih dengan ilmu Bu.” Jelasnya.

“Saya tidak setuju Bu. Orang sukses itu adalah orang yang perutnya buncit Bu!” Jaki menjawab dengan pasti.

Semua siswa mengangguk-ngangguk menafsirkan perkataan Jaki. Ibu guru terkekeh. Suasana kembali ramai oleh tawa yang menggelegar.
#KMP2SMI
#ODOPBACTH7
#KOMUNITASODOP

2 komentar:

  1. Kayak Felem Thailand nih . Seru endingnya belum ketebak. Tapi Yg ini lebih edukatif pastinya

    BalasHapus

ULASAN CERITA PENDEK KAMAR MANDI MERTUA A.    ORIENTASI Cerita pendek yang berjudul Kamar Mandi Mertua merupakan maha karya yang ...