Selasa, 24 September 2019


NURANI MANA YANG SUDAH TIDAK BERFUNGSI?

Rakyat miskin nyatanya tetap dianggap  rendah di mata orang yang sejak lahir hidup di bawah gemerlapnya singgasana dunia. Meskipun derajatnya sudah diangkat sejajar dengan mereka bahkan lebih tinggi, semua takkan pernah bisa dengan mudah menerima. Tak ada yang patut disalahkan ketika terlahir dari keluarga miskin.  Kita telah menyaksikan pribadi yang selalu menerapkan sikap rendah hati. Dialah sosok yang amat dibenci oleh mereka yang berusaha menggulingkan posisi. Buka mata siapa yang merancang semua ini?

Apakah orang miskin tak pantas menjadi pemimpin? Begitu gengsikah dipimpin oleh seseorang yang masa lalunya terjerat kemiskinan ekonomi? Sehingga dengan rela hati berkeringat darah sepanjang hari. Membuat kekacauan dan menumpahkan kesalahan.  Sungguh amat disayangkan. Bersiasat kotor hanya untuk meraih mimpi yang tak kunjung menepi.

Mereka tak pernah tahu bagaimana perihnya hidup di atap kemiskinan, beralaskan penderitaan. Hujatan dan cercaan seolah menu rutin sejak pagi. Jilatan kemiskinan akan terasa manis jika menambahkan bumbu syukur dan sabar dalam sajian kehidupan.  Beruntunglah bagi mereka yang memiliki kekuatan hati sanubari. 

Orang baik dianggap munafik, orang munafik dikagumi. Begitu kejamnya kehidupan duniawi. Berbagai berita bohong digencarkan demi meraup pembelaan, berbagai perkara disebarluaskan berharap agar dia disalahkan. Ketika sebuah janji itu berusaha ia tepati, mereka memalingkan wajah tanpa sekejap melirik. Selalu menyalahkan tanpa ikut memperbaiki, malah mengatur siasat kembali. Perkara alam saja tetap ia yang disalahkan. Ia bukanlah Tuhan yang menghendaki segala urusan. Jika memang ia terbukti, seharusnya membuat kita semakin sadar bahwa dia memang manusia biasa yang diberikan kekurangan dan kelebihan. 
Kebaikan seribu akan tertutupi oleh keburukan yang satu. Manusia kadang terpeleset dengan pemikirannya sendiri, menganggap segala hal yang benar berdasarkan pandangannya dianggap sah untuk menghakimi meskipun menuai banyak kontroversi. Serba salah sepertinya diksi yang cocok untuk menggambarkan situasi.    

Kekacauan yang semakin terlihat, khawatir dimanfaatkan oleh segelintir orang  sebagai bentuk gerakan penggulingan. Pelantikan tinggal menghitung hari, wajar huru-hara perebutan posisi bersaing tanpa henti. Jika nanti sosok rendah hati itu berpulang pada Sang Illahi, barulah mereka tenang tanpa batas tepi.

Masalah akan selalu hadir. Kita tinggal memilih saja, menjadi pembuat masalah atau pemecah masalah? 

#KMP2SMI

#KOMUNITASODOP

#ODOPBACTH7

           


25 komentar:

  1. Teeeet ... Aku tahu Mbaknya lagi ngomongin siapa. Hehe

    Merasa sedang fokus menulis dulu, tadinya gue enggak mau masuk ke ranah politik yang sepertinya kembali panas (indikasinya adalah Facebook dan Twitter gue rame sama kebakaran, KUHP, KPK, Demo mahasiswa dll)

    Eh tapi ternyata ada yang mengangkat tema itu di sini . Hehe jadi Weh kepaksa gue terpaksa masuk ke ranah politik (khusus di komen ini dulu sih) hehe

    BalasHapus
  2. Teteh. Salam kenal gue Ibrahim Dutinov dari kelas sapporo. Hehe
    karena kita sama-sama sedang bergabung di 2 sekolah yang sama (odop dan kmp) hehe. Pasti udah kenal dong ya. Hehe

    Sekiranya perkenankan makhluk bernama gue ini memberikan komentar berisi tanggapan, koreksi dan lain-lain ya.
    Semata-mata buka karena gue sudah ahli ya. Tapi Fix karena kita sama-sama belajar. Belajar nulis .

    1.Dimata, dibawah? Atau di mata, di bawah?
    2.Gensikah atau gengsi kah?
    3.Beruntunglah atau beruntung lah?
    4.diangkat_sejajar ini typo kali ya.
    5.“Dialah sosok yang amat dibenci oleh mereka yang berusaha menggulingkan posisi” Sebetulnya belum jelas siapa yang dianggap “Mereka”, dan “Dia”. Tapi kalau coba ditebak, mungkinkah ini soal presiden sebagai “Dia” dan “Mereka” sebagai pihak oposisi? Gue pikir paragraf awal harus lebih dijelaskan lagi sebelum ada asumsi “Rakyat miskin nyatanya tetap dianggap rendah di mata orang yang sejak lahir hidup di bawah gemerlapnya singgasana dunia”

    misal .. tersebar berita bahwa ……… di mana ……. dilecehkan oleh ……. (baru masuk hal ini membuktikan bahwa rakyat miskin nyatanya……

    Jadinya lebih jelas siapa yang dianggap mereka dan siapa yang di anggap dia. Kalau gue lihat sih, Dia nya sudah jelas karena 1 orang. Nah mereka? Apa semua oposisi dianggap begitu? Sama halnya dengan paragraf selanjutnya. Penempatan kata mereka sepertinya perlu diperjelas lagi Teh. Kalau main perasaan sepertinya kurang baik untuk pembaca kita Teh.

    6.“Orang baik dianggap munafik, orang munafik dijunjung tinggi” narasi orang baik dianggap munafik gue pikir sengaja dijadikan pelajaran untuk bisa berbicara tidak dengan hatespeech. Tapi dengan orang munafik dijunjung tinggi . kok terkesan sama-sama hatespeech. Hehe. Padahal tidak disertakan cerita di mana orang baik di anggap munafik, pun orang munafik dijunjung tinggi. Kalau sudah begini main perasaan sepertinya kurang baik untuk pembaca kita Teh.
    7.Paragraf ke-4 kayaknya kegemukan Teh
    8.Masih di paragraf ke-4 ada satu narasi yang aku suka “Manusia kadang terpeleset dengan pemikirannya sendiri, menganggap segala hal yang berdasarkan pandangannya dianggap sah untuk menghakimi meskipun menuai banyak kontroversi. Serba salah sepertinya diksi yang cocok untuk menggambarkan situasi”

    Nah yang ke-7 itu juga termasuk perkataan gue teh. Koreksi gue ini belum tentu benar, belum tentu salah. Ini hanya pendapat pribadi gue, gue gak tahu ini bakal jadi baik atau enggak sih. Sing penting kita sama-sama belajar kan..

    Go Teh Slepi go… keren bisa masuk ke obrolan apa pun nih. mantaap

    BalasHapus
  3. 1. Dibawah dan dimata karena bukan nama tempat
    2. Gengsi (KBBI)
    3. Itu gak typo kang memang itu sengaja menggunakan tanda hubung
    4. Maksud tulisan saya ini tidak mengkhususkan untuk satu atau sekelompok orang karena, saya pun tidak menyebutkan nama ataupun kelompok ya kang. Hehe tergantung pembaca saja bebas berimajinasi. "Dia" disini itu bukan hanya presiden saja,pemimpin di dunia itu bukan hanya presiden saja kan? asumsi penulis dan pembaca tentu bisa saja berbeda. Untuk paragraf satu mungkin nanti saya akan tambahkan, terimkasi kang sudah memberi saran hehe. Alhamdulillah. Hatespeech? Woow mengerikan. Baiklah akan selvi edit lagi ya kang hehe. sebenernya sih gak tertuju untuk siapa aja ini mah hanya sekilas opini dari saya. Hehe Aduh iya haha selvi masih bingung dalam menyusun kata yang ngena tapi pas dan gak berlebihan. Okelah nanti kita bedah kembali ya kang di pertemuan ke-2 hihi mohon kritsarnya ya kang. Mungkin dalam penulisan selvi sedikit baper ahah. MasyaAllah kang makasih semoga menjadi doa ya kang. Sebenernya selvi juga itu masih bingung jenis tulisannya masuk kemana wkwkwk mohon bimbingannya ya kang. Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. salah-salah kang ahaha harusnya di bawah di mata ahah baru dibedah kemaren tulisannya hihi

      Hapus
  4. Wahhh ga bisa ngomet macem-macem ne di atas dah lengkap banget koreksinya, semangat Nulis buat kaka ny salam kenal dari konstantinopel

    BalasHapus
    Balasan
    1. aihihi iya kak gak papa. Iya kak salam literasi dari Selvi Febriani. makasih kak udah baca tulisan selvi

      Hapus
  5. Kalau soal politik aku ga bisa komenπŸ˜‚ lanjutkan, Mbak! πŸ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. HIhi iya kak gak papa. Maksih kak udah baca tuisan selvi hihi

      Hapus
  6. demikianlah hidup,.. kita cuman wayang yang dijalankan sang dalang, pemeran lakon kehidupan dari tuhan..

    BalasHapus
  7. Semoga negeri ini segera sehat kembali

    BalasHapus
  8. Balasan
    1. Aduh dikomentari sama sang ahli hihi. aamiin ibu semoga menjadi doa ya Allah hihi. Makasih ibu udah mampir hihi

      Hapus
  9. Watak..gagal fokus sama komentatornya...keren keren...tulisannya juga gak kalah keren..memang di politik, segala hal jadi halal. Kadang teman jadi musuh, musuh jadi teman dengan sekali kedipan mata

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga follow pakai akun Sari Effendi kak, followback ya..makasih

      Hapus
    2. hehe iya kak terbaik memang kakak itu hihi. Iya kak sepakat. maksih kak udah mau mampir hihi. Siap Fallback kakak

      Hapus
  10. Perjuangan sekarang lebih berat sebab bukan melawan penjajah atau kompeni, tapi melawan saudara sebangsa sendiri. 😊

    Yang penting hadirnya kita di negeri ini sebagai pembawa kebaikan ya kak πŸ˜‰

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kak sepakat hihi. Makasih kak udah mau berkunjung hihi

      Hapus
  11. Kalau kata orang-orang pendukung Pak Jo', cobalah adil sejak dalam pikiran. Janganlah anda suuzan pada orang yang kontra dengan beliau. Toh mereka bukan orang bodoh. Ini mah namanya anda menjustifikasi secara sepihak. Sadarlah rakyat Indonesia itu pemaaf (lihatlah kasus selebriti macam Luna Maya dan Ariel) mereka tak pernah bermasalah dengan pribadi Pak Jo mau dari kalangan mana. Yang mereka permasalahkan adalah kebijakan yang selalu dibuat oleh Pak Jo dan antek-anteknya. Jangan suka playing victim.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia maksud dari tulisan saya kak. Memang betul kita tidak boleh suudzan. Boleh dikepoin kak tulisan saya yang selanjutnya, hehe. menjastifikasi sepihak? Ow ow ow saya tak ada niatan kesana maaf kakak pun jangan suudzan dulu.Hehe. Nah itu kakak udah tau maksud tulisan saya yang diparagraf 1 dan 2. Tenang dong ah bacanya kak. Saya pun ketika menulis ini bukanlah hasil angan-angan atau khayalan saya semata. saya pun punya mata dan telinga. saya rasa kakak terlalu baper hehe. Perkara seperti ini bias terjadi dimana saja, tidak hanya presiden dkk nya. Toh dalam tulisan saya pun tidak menyebutkan nama atau kelompok kan kak? hehe. Makasih kak koreksinya.

      Hapus
  12. Mantaaapppp.... πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus

ULASAN CERITA PENDEK KAMAR MANDI MERTUA A.    ORIENTASI Cerita pendek yang berjudul Kamar Mandi Mertua merupakan maha karya yang ...