Episode 6 :
Hari kedua disajikan benda persegi panjang
mengisi ruangan. Sebuah lemari baju plastik empat pintu berukuran sedang. Ternyata
note book itu masih disana. Kali ini note book nya terbuka.
Tunggu saja
Ia menggeleng.
Meletakan kembali tanpa ada rasa ingin tahu yang berlebih. Bergegas untuk siap-siap
kesekolah setelah satu hari absen. Gelisah. Ia tak berhasil menenangkan jiwa. Pikirannya
berkelut dalam ingatan yang sulit ia terima. Ia khawatir kabar mengenai pernikahannya
akan tersebar luas. Ia terlanjur berkata tak ingin menikah muda.
Selepas mengenakan
seragam SMA ia berjalan mengamati diri dipantulan kaca meskipun pantulannya
pudar. Menyebalkan. Karena tidak ada cermin disana. Merapihkan rok panjang yang
menyentuh tungkai kaki, mengancingkan
lengan baju, dan menyematkan jilbab yang setia melekat hangat.
“Fyuuhh…tenang
Shevana oke kamu bisa tenang. Melangkah seperti biasa. Fyuuhh…” Tarikan napas
yang membuatnya turun naik.
Ada hal
yang ia tidak sadari. Bahwa sekarang ia adalah bagian dari keluarga
konglomerat. Ketika ia mulai menuruni tangga. Sontak ia dibuat kaget oleh
wanita tua berumur yang ditemuinya sore itu.
“Good
Morning menantuku” garis kerutan itu semakin tampak ketika ia tersenyum.
Ia hanya
mengangguk.
“Sarapan
dulu sayang” sambil mencium kening Shevana.
Shevana
terenyuh. Ia disambut hangat untuk yang kedua kalinya oleh sang mertua. Air matanya
berlinang menahan haru.
“Gadis
bermata elang” Sambungnya sambil menatap Shevana. Merangkulnya dan membiarkan
tangannya digusur halus oleh sang mertua menuju meja makan yang disajikan
sepiring Brötchen.
Roti yang dijadikan sebagai salah satu menu sarapan khas Jerman. Berukuran
kecil bertekstur renyah diluar lembut didalam. Sarapan yang tak biasa bagi Shevana.
Bagi kebanyakan orang Indonesia yang terbiasa makan bubur, lontong sayur akan
terasa kurang jika sarapan hanya menyantap secuil roti saja. Begitu pun dengan
Shevana.
“Gadis baik” Ujar sang mertua.
Ia
tersenyum dengan malu menyantap roti. Itulah Shevana ia akan menjadi sosok
pendiam ketika berurusan dengan orang yang lebih tua darinya.
“Jangan
dulu sekolah, kamu harus banyak belajar disini.”
Shevana
tersedak.
Belajar?
Maksudnya apa? Aku juga harus belajar untuk persiapan UAMBN. Oh tidak. Gerutunya
dalam hati.
“Kamu
harus belajar menjadi anggota keluarga kami Shevana.”
Kehidupan
Shevana akan berubah dalam waktu singkat. Wajar saja ia sekarang adalah anggota
keluarga terpandang. Satu hal yang ingin ia tanyakan kenapa harus ada
pernikahan yang terkesan tertutup itu? Kenapa semua terjadi secara tiba-tiba? Ia semakin kesal.
“Mungkin
seminggu saja cukup untuk melatihmu”
“Se…se..minggu?”
dengan gugup ia bertanya.
“Kenapa
sayang? Oke kalau kamu tidak siap dua minggu Momi rasa cukup.”
Ia
terguncang.
“Em
baiklah se..se..minggu saja nyonya, eh…maksudku Mo…mi..” Ia terbata-bata.
“Namun
kamu harus memenuhi salah satu syarat untuk menjadi anggota keluarga kami” ia menoleh.
“Ba..baiklah…”
Lidah yang terbiasa menurut kepada Ibunya.
“Kamu
harus siap untuk menanggalkan jilbab Shevana”
Hatinya terkonyak.
Wajah merona Shevana berubah menjadi merah padam. Ia tak terima.
Bersambung…#KMP2SMI
#OODOPBACTH7
#KOMUNITASODOP
Oh tidaaakkkk😢
BalasHapustuh kan, bikin penasaran wae
BalasHapus