Minggu, 22 September 2019




Sahabat Cangkang II

Sahabat itu bukan dia yang sering minta jajan, tapi dia yang sering memberikan motivasi dan uluran tangan. Bukan dia yang selalu menertawakan kita didepan banyak orang apalagi ngerumpi dibelakang. Jika kalian menemukan salah satu dari ketiganya, percayalah bukan dia. Bukan dia. Kalian akan mengerti alasanku mengatakan semua hal itu setelah kalian paham akan ku.

Pada masa apa kalian benar-benar menemukan sahabat? Kuliah? SMA? SMP? atau SD? Jawablah dengan hati kalian sendiri. Dari keempat masa itu aku benci persahabatan masa kuliah. Kehidupanku terkesan membosankan dan menjengkelkan.  Tiap hari pasti saja ada alasan untuk diperdebatkan. Sahabat macam apa yang tidak merasakan suka duka yang dialami oleh sahabatnya? Sahabat macam apa yang sering membuat sahabatnya selalu menumpahkan air mata akibat ulahnya? Selalu membandingkan aku dengan sahabat lamanya. Mungkin bagi dia, posisiku akan diakui sebagai sahabatnya jika aku bereinkarnasi menjadi mesin ATM atau Bank. Keterlaluan.

Ia selalu berlaga so asyik didepan semua orang dan bersikap sebaliknya kepadaku. Acuh_tak mau tahu. Ia bercerita banyak hal dengan diiringi gelak tawa tapi bukan selagi bersamaku. Ia tak sekalipun mengatakan sebuah kaimat penyemangat untuku, sekalipun aku bercerita begitu riang tentang semua harapan dan target-target yang berhasil aku capai. Tetap saja mulutnya terkunci rapat.          

Berapa lama lagi ia akan membungkam mulut? Tergerogoti oleh  iri hati yang tak dapat dibendung lagi. Egois yang tinggi menerkam kerendahan hati. Haruskah aku kembali merangkulmu setelah beberapa hari ini kau palingkan aku? Sahabat? Tidak ada sahabat sekarang semua terasas asing bagiku. Menyebalkan.

Aku tak tahan. Ia pikir semua orang selalu menerima dan memahami sikapnya? Tidak. Aku menyerah untuk berharap menjadi sahabatnya. Membiarkan ia terombang-ambing dalam lautan kesombongan. Namun, ketika ia terjatuh, melihatnya menangis tersedu untuk pertamakali, hatiku merasa perih, air mataku larut bersama kesedihan yang ikut menyelimuti. Ku dekap hangat tubuh mungil yang tertunduk itu. Jauh direlung hati ini mengatakan aku ingin bersahabat dengannya, namun apa dikata kita mulai tak saling bicara. Aku hanyalah sebuah cangkang yang suatu saat akan dilepaskan.

Ini adalah curahku, kalian bebas berpandangan. 

#KMP2SMI

#KOMUNITASODOP

#ODOPBACTH7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ULASAN CERITA PENDEK KAMAR MANDI MERTUA A.    ORIENTASI Cerita pendek yang berjudul Kamar Mandi Mertua merupakan maha karya yang ...