Sahabat Cangkang II
Sahabat
itu bukan dia yang sering minta jajan, tapi dia yang sering memberikan motivasi
dan uluran tangan. Bukan dia yang selalu menertawakan kita didepan banyak orang
apalagi ngerumpi dibelakang. Jika kalian menemukan salah satu dari ketiganya,
percayalah bukan dia. Bukan dia. Kalian akan mengerti alasanku mengatakan semua
hal itu setelah kalian paham akan ku.
Pada
masa apa kalian benar-benar menemukan sahabat? Kuliah? SMA? SMP? atau SD?
Jawablah dengan hati kalian sendiri. Dari keempat masa itu aku benci
persahabatan masa kuliah. Kehidupanku terkesan membosankan dan
menjengkelkan. Tiap hari pasti saja ada
alasan untuk diperdebatkan. Sahabat macam apa yang tidak merasakan suka duka
yang dialami oleh sahabatnya? Sahabat macam apa yang sering membuat sahabatnya
selalu menumpahkan air mata akibat ulahnya? Selalu membandingkan aku dengan
sahabat lamanya. Mungkin bagi dia, posisiku akan diakui sebagai sahabatnya jika
aku bereinkarnasi menjadi mesin ATM atau Bank. Keterlaluan.
Ia
selalu berlaga so asyik didepan semua orang dan bersikap sebaliknya kepadaku.
Acuh_tak mau tahu. Ia bercerita banyak hal dengan diiringi gelak tawa tapi
bukan selagi bersamaku. Ia tak sekalipun mengatakan sebuah kaimat penyemangat
untuku, sekalipun aku bercerita begitu riang tentang semua harapan dan
target-target yang berhasil aku capai. Tetap saja mulutnya terkunci rapat.
Berapa
lama lagi ia akan membungkam mulut? Tergerogoti oleh iri hati yang tak dapat dibendung lagi. Egois
yang tinggi menerkam kerendahan hati. Haruskah aku kembali merangkulmu setelah
beberapa hari ini kau palingkan aku? Sahabat? Tidak ada sahabat sekarang semua
terasas asing bagiku. Menyebalkan.
Aku
tak tahan. Ia pikir semua orang selalu menerima dan memahami sikapnya? Tidak.
Aku menyerah untuk berharap menjadi sahabatnya. Membiarkan ia terombang-ambing
dalam lautan kesombongan. Namun, ketika ia terjatuh, melihatnya menangis
tersedu untuk pertamakali, hatiku merasa perih, air mataku larut bersama
kesedihan yang ikut menyelimuti. Ku dekap hangat tubuh mungil yang tertunduk
itu. Jauh direlung hati ini mengatakan aku ingin bersahabat dengannya, namun
apa dikata kita mulai tak saling bicara. Aku hanyalah sebuah cangkang yang
suatu saat akan dilepaskan.
Ini
adalah curahku, kalian bebas berpandangan.
#KMP2SMI
#KOMUNITASODOP
#ODOPBACTH7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar