Goresan Penantang Narkoba
Narkoba masih menjadi primadona bagi orang-orang yang tengah
dicumbu derita. Ada banyak hal lain yang membuatnya semakin diburu oleh mereka.
Ya, mereka sang penikmat dosa. Dibalik melimpahnya harta, tingginya kedudukan
dan jabatan tersimpan cerita yang membuatku terperangah. Tidak percaya. Kali
ini kau menang karena mereka lebih memilihmu dibanding goresanku, kau hebat
dalam menaburkan candu kehancuran, kau sukses membuat penikmatmu melayang bebas
di ranah halusinasinya sendiri, kau bahkan sukses membuat pengedar laknat itu
menjadi jutawan.
Untuk kau yang saat ini tengah berkeliaran bebas. Harap bersiap-siap.
Aku akan datang menghadang. Akan aku buktikan goresanku akan mengalahkanmu,
imaginasiku akan menghancurkan candumu. Kau tenang-tenang saja dulu, dengan
begitu aku akan menyelinap masuk kedalam pikiran penikmatmu.
Aku tidak sendiri, aku lahir ditangan seorang wanita muda yang
gemar menyentuhku dengan alat-alat andalanya sedari dulu. Pensil, spidol,
drawing pen, kuas, pensil warna, crayon, cat air serta sketch book
adalah alat-alat yang sering wanita muda itu gunakan untuk membuatku. Akan aku alihkan
perhatian dan pikiran mereka yang tengah dicumbu derita itu kepadaku, meluapkan
emosinya kepadaku, membiarkan imaginasinya berkeliaran bebas hingga dapat
menghasilkan sebuah karya bukan menyebabkan terkurung dipenjara atau terkubur
dialam baka.
Aku selalu berhasil membuat wanita muda itu tersenyum bangkit saat
ia terjatuh, saat ia benar-benar terjebak dalam zona lingkar merah yang
membuatnya terhenti tak tau arah. Aku pun berhasil membuat orang-orang
disekitar wanita muda itu mendapatkan kebahagiaan yang serupa. Aku berharap
akan ada lebih dari ribuan bahkan jutaan orang yang menjadikanku sebagai teman
yang siap menampung lembar derita. Tumpahkan dan luapkanlah semua. Aku yakin, semua orang dapat membuatku. Pemikiran
yang salah jika kau mengatakan “Aku tidak bisa menggambar” kau melupakan
goresan karyamu di masa Sekolah Dasar. Ketika gurumu meminta untuk membuat
peta, membuat lukisan alam dan lainnya. Aku telah hadir melalui pensil di tangan
kecilmu. Apakah itu kurang membuktikan kalau kau diberikan potensi untuk
membuatku?
Aku tidak menuntut hasil karyamu setingkat dengan pelukis-pelukis
terkenal itu. Kalaupun kau tetap tidak mau membuatku, warnailah aku.
Kekanak-kanakan? Siapa bilang. Banyak pelukis diluaran sana yang menghasilkan
pundi-pundi uang dan menjadi jutawan berhasil menyaingi para pengedar itu
bahkan lebih dari apa yang kita tau. Jika kau tidak percaya goresanku dapat
menenangkan hati dan pikiranmu, buktikan dan tanyakan saja kepada wanita muda
yang lebih jauh mengenalku. Selvi Febriani. Dialah wanita muda penggugah
rinduku.
#KMP2SMI
#ODOPBACTH7
#KOMUNITASODOP
Kisah nyata?
BalasHapusEnggak dong kak hihi. Tapi kalo suka menggambarnya iya nyata hihi
BalasHapusKeren tulisannya.. Semangat terus ya..
BalasHapusTiasaan neng Selvi
BalasHapus