Judul Buku : Daun yang
Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Penulis Buku : Tere Liye
Penerbit Buku : PT Gramedia
Pustaka Utama
Kota Terbit : Jakarta
Cetakan : 2016
Tebal Buku : 264 halaman
ISBN : 978 – 602
– 03 – 3160 – 7
Novel ini menceritakan tentang seorang gadis cantik yang sejak usia
dua belas tahun melabuhkan hati kepada seorang malaikat bagi keluarganya. Merengkuh
adik dan ibunya dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan sebuah
cahaya masa depan yang gemilang. Gadis cantik itu bernama Tania.
Perhatian dan kebaikan yang diberikan oleh Danar_malaikat
keluarganya kepada Tania membuatnya semakin terpesona. Decak kagum semakin
menggila. Sehingga ia membiarkan perasaannya bermekaran tak tertahankan sejak
rambutnya dikepang dua.
Perasaan bersalah mulai timbul. Tania merasa tak layak mencintai
malaikat keluarganya sendiri. Meskipun Danar bukan kakak kandungnya, namun ibu
Tania selalu menganggap Danar sebagai anaknya begitupun dengan Dede_adik Tania
yang selalu memanggil Danar dengan sebutan Oom Danar, seolah-olah memang benar
laki-laki berusia tiga puluh enam tahun itu adalah kerabatnya.
Hatinya kembali jatuh terberai ketika Danar memutuskan untuk
menikah dengan kak Ratna. Perempuan yang sejak dulu menemani Danar. Tania tak
kuasa menahan. Tangisannya buncah. Meskipun ia sering kali diperingati oleh
sahabatnya yang di Singapura akan ketidakmungkinan Tania dapat memiliki Danar
karena usia mereka yang terpaut empat belas tahun, namun tetap saja Tania memertahankan
egonya.
Setelah pernikahan itu Tania memutuskan untuk kembali memfokuskan
diri untuk menggapai cita. Ia berusaha melupakan sang malaikat. Namun, setelah
ia kembali ke Indonesia hal yang sama sekali tidak ia sangka-sangka dan hampir
membuat jantungnya melayang entah kemana, tiba-tiba ia mendapatkan informasi
yang seharusnya ia tahu sejak dulu. Sejak Danar belum menikah. Danar mengakui
perasaannya terhadap Tania lewat naskah novel yang tidak akan pernah
terselesaikan. Perasaan Danar tumbuh sejak gadis cantik itu berusia dua belas
tahun di bawah pohon linden. Gadis itu kini genap berusia dua puluh dua tahun.
Akal sehat Tania kembali berfungsi ia tak ingin merusak keutuhan keluarganya.
Ia pun memilih untuk pergi dan tak akan pernah kembali.
Tema yang diangkat oleh Tere Liye dalam novel ini yaitu percintaan.
Menariknya, novel ini mengambil sudut pandang yang berbeda dari kisah cinta
pada umumnya. Isi novel ini tidak hanya mengisahkan cinta si tokoh utama, namun
disisipi cerita inspiratif yang dikemas secara apik. Perbandingan yang menonjol
dan menjadi ciri khas novel ini dengan
novel-novel bertema cinta lainnya yang lebih mentitikfokuskan pada kisah
percintaan, novel ini lebih menuangkan cerita inspiratif, seperti menceritakan
keberhasilan Tania yang berasal dari keluarga pinggiran kota menjadi orang
sukses hingga manca Negara.
Penokohan dari masing-masing tokoh digambarkan cukup gamblang oleh
Tere Liye. Tokoh utama dalam novel ini adalah Tania dengan menggunakan sudut
pandang “aku”. Gadis cantik dengan tubuh proporsional, berambut hitam legam
panjang yang memiliki watak ambisius. Terlihat dalam setiap gerak-geriknya yang
terkesan kekeh dalam menggapai impian. Tokoh Danar digambarkan sebagai sosok
yang memiliki wajah menyenangkan, penyayang, kebaikannya tidak menuntut balas
budi. Tokoh Dede_adik Tania, orangnya tampan dan terkadang usil, tokoh Ibu
memiliki watak bijaksana, dan kak Ratna memiliki watak penyabar dan penyayang.
Alur yang digunakan dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci
Angin adalah alur mundur. Novel ini mengambil setting masa sekarang (modern) di
dua negara yaitu di Indonesia dan Singapura.
Amanat yang terkandung dalam novel ini yaitu mengajak pembaca mengikhlaskan
sesuatu tanpa merasa terbebani sedikit pun. Tanpa kebencian. Seperti halnya cinta
yang tak harus memiliki karena tidak ada yang sempurna di kehidupan ini.
“Ketahuilah, Tania dan Dede…Daun yang jatuh tak pernah membenci angin…Dia
membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya…”
Sisi menarik dari novel ini tidak hanya isinya yang mengandung
hikmah, sampul buku serta judulnya pun sangat menarik minat baca. Sampul yang begitu
sejalan dengan judul. Gambar sebuah pohon yang berguguran daunnya karena
terpaan angin memberikan gambaran khusus bagi pembaca untuk menafsirkan judul
novel ini.
Gaya bahasa yang tidak sulit dipahami membuat novel ini sangat
cocok untuk remaja usia 13- 19 tahun. Karena, novel ini pun banyak menceritakan
tokoh utama di masa sekolah.
Namun dibalik kesempurnaan novel maha karya penulis ternama ini,
ternyata masih terdapat kekurangan diantaranya, akhir cerita yang terkesan menggantung,
sehingga membuat pembaca harus menerka-nerka, masih bertanya apa yang terjadi
pada si tokoh utama dan bisa saja tidak mendapatkan kepuasan tersendiri bagi
pembaca.
#KMP2SMI
#ODOPBACTH7
#KOMUNITASODOP
#DAY19
kereeeeen
BalasHapusMakasih kak hihi semoga menjadi doa ya kak. Maksih kak udah mampir hihi
Hapus😉😍😍
BalasHapusHihi. Makasih kak udah mampir
HapusSpoilernya kak.. perlu direduksi dikit 😁
BalasHapusNah iya kak disitu tuh selvi belum paham hihi mohon bimbingannya ya kak. Makasih kak udah mampir
HapusUdah lama banget punya bukunya. Tapi, belum sempat baca hingga sekarang😂
BalasHapusHihi baca aja kak rame kok novelnya. Maksih kak udah mampir hii
Hapus