Selasa, 08 Oktober 2019


Menjaring Waktu

Episode 4 :

“Eh eh eh stop!” pinta Nela.

“Kenapa?”

Nela tidak menghiraukannya. Ia terus berlari berniat untuk menolong teman-temannya.

“Lo mau samperin mereka?” Tanya Wiky tanpa turun dari motornya.

“Bukan urusan lo”

“Gue tanya kenapa lo turun?”

“Bawa motor lo kayak kuya” Jawab Nela dengan napas sedikit ngos-ngosan.

“Oh gitu” Jawab Wiky santai sambil menancap gas tanpa melirik Nela sedikitpun. Nela terdiam. Melongo. Menatap motor Wiky yang melesat jauh.

“Hah?! Lo gak ngajakin gue? Haishhh…nyesel gue” Dengan kesal ia menghentakan kakinya.

Eh! Temen-temen gue. Ucapnya dalam hati.

“Woy kampret! sini lu!” Teriak Nela dengan lantang.

Tak ada jawaban disana. Dengan sekuat tenaga Nela berusaha berlari sebisa mungkin.

“Gila. Belum apa-apa gue udah keder duluan. Fyuuuh…”

Ketika ia hampir sampai. Ia menghentikan langkahnya.

“ Oh no. Gue gak boleh kesana. Kalo gue mati gara-gara ikut tawuran kan konyol” Ia mundur satu langkah.

“Tapi, nasib temen-temen gue? Ah peduli amat sama mati!” Ia melanjtutkan langkahnya.

“ Tapi, gue belum siap mati. Gue banyak dosa. Masa nambah dosa lagi? Udah ah mending gue lapor polisi”

Ia mengambil ponselnya. Ia menceritakan kronologi kejadian tersebut kepada pihak berwajib.

“Fyuuuh…untung aja gue lapor polisi, kalo enggak bisa tamat temen-temen gue”

“Aaa…!!!” Teriak Riko kesakitan.

Sebuah gir motor mengenai kepala Riko. Tawuran antar siswa SMP itu dilatar belakangi oleh status sekolah mereka. Sekolah Negeri dan swasta. Berbagai macam alat mereka gunakan. Mulai dari gir motor, rante sampai samurai. Tak ada rasa belas kasihan terpancar dari wajah mereka. Mereka mempertahankan citra sekolah mereka dengan cara yang salah.

“Riko!” Teriak Nela sambil berlari menghampiri Riko yang terkapar. Riko adalah sahabat Nela sejak kecil.

“Bedebah!”

Pukulan keras mendarat di wajah remaja laki-laki yang melumpuhkan Riko.

“Woooow…lumayan juga” Kata remaja itu sambil mengusap sudut bibirnya yang sedikit berdarah karena pukulan Nela.

“Tapi sayangnya gue benci sama cewek kasar kayak lo!” Sambungnya.

Remaja laki-laki itu merasa diremehkan oleh Nela, ia bangkit dan…

Dor!!!

Tidak lama kemudian polisi pun datang untuk melerai.

“Berhenti!”

Peluru peringatan telah diluncurkan. Sontak remaja-remaja yang tawuran itu membubarkan diri.

  Polisi…! Polisi..! Polisi…!” Teriak Yuka.

“Bemo bantuin gue!” Kata Nela sambil  berusaha membawa Riko.

“Buruan Naik” Ajak Bemo.

“Merekapun melaju dengan kencang. Namun, Polisi berusaha mengejar mereka.

“Belok kiri woy!” Teriak Bemo mengisyaratkan.

Tiga motor mengikuti Bemo. Mereka berbelok ke arah gang kecil.

“Lewat sini!” Bemo mengarahkan. Akhirnya mereka berhasil melarikan diri dari kejaran polisi.

“ Fyuuhh…hampir aja” Kata Yuka.

“ Gila! Kayak dikejar setan tau gak. Lagian tu polisi maen nongol-nongol aja” Kata Mamat.

“Lo pada nyadar gak si. Markas kita kan jauh dari jalan raya dan rumah warga.” Sambung Yuka.

“Gue curiga ada yang lapor polisi” Sambung Bemo.

Nela berusaha menenangkan diri namun rasa bersalah mula memenuhi pikirannya.

“Nela!” Panggil Bemo.

“ Em?” Nela terkejut.

“ Dari mana aja lu?”

“Ya paling sibuk pacaran” Selak Tedy.

“Enggak! paan si lo!” Nela membantah.

“Santai…santai…”

“Terus kemana? Lu bawa barang kita lagi”

“Arggh…sial! Sakit banget pala gue” Riko terbangun.

“Riko” Sahut Nela.

“Lu kasih obat dulu dah Nel”

Yang mereka maksud ialah obat-obatan terlarang yang bisa menghilangkan rasa sakit.

“Em…sebenernya gue…itu apa…ini…” Nela kebingungan mencari alasan yang tepat. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya karena Wiky pasti terancam bahaya.

“Dipake sama cowoknya lah” Tebak Tedy.

“Eh enggak!”

“Terus mana?” Tanya Tedy mendesak Nela.
#KMP2SMI
#KOMUNITASODOP
#ODOPBACTH7
#DAY30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ULASAN CERITA PENDEK KAMAR MANDI MERTUA A.    ORIENTASI Cerita pendek yang berjudul Kamar Mandi Mertua merupakan maha karya yang ...