Minggu, 03 November 2019




Pesilat Ramah itu Bukan Teroris



“Nama saya Muhammad Azwar Ibrahim dan saya bukan teroris” Begitulah celotehnya ketika memperkenalkan diri. Bukan maksud apa-apa, tentu hal ini dilakukan agar  orang lain dengan mudah mengenal sosoknya yang guyonan. Pemilik nama itu lahir di Sukabumi pada 23 November 1993, putra keempat dari pasangan Bapak Hidayat dan Ibu Cacah. Beliau adalah pelestari warisan budaya Indonesia dalam bidang seni bela diri pencak silat.

Mempunyai tiga orang kakak tak lantas membuatnya bermanja-manja apalagi selalu merengek minta dibelikan jajan. Sampai saat ini beliau mampu berdiri sendiri. Berprofesi sebagai seorang staff administrasi Pabrik Garment. Beliau pun sempat berprofesi sebagai Guru Pembina ekstrakulikuler Pencak silat di MI BPPI Nangela pada tahun 2012-2013 dan sempat berkecimpung di dunia Tata usaha (TU) pada tahun 2013 meskipun tidak berlangsung lama, hanya sekitar satu bulan.

Selain sibuk bekerja rupanya beliau aktif dalam komunitas menulis yang diantaranya Kelas Menulis Perpustakaan (KMP) Sukabumi dan Komunitas One Day One Post (ODOP).  Perlahan kehebatan karya-karyanya  mulai diakui oleh semua orang.

Tak heran jika ia dijuluki sebagai pelestari warisan budaya Indonesia, terbukti dengan sederet prestasi yang berhasil ditorehkan diantaranya; Juara 1 Rampang Mulok Silat Sukabumi di GOR Gelanggang, Cisaat pada tahun 2010 dan juara 2 tanding kelas H, kejuaraan pencak silat se-Kabupaten Sukabumi pada tahun 2011. Nikmat luar biasa datang  dari Allah swt. diusianya yang mulai beranjak dewasa, berkat keuletan dan kegigihannya ia berhasil mendapat beasiswa di Universitas Terbuka, Bogor. Sungguh pencapaian yang mengagumkan. Dengan menganut prinsip hidup “Tak ada rotan akar pun jadi” lah beliau memaknai kehidupan.  

Pengalaman terbesar bagi seorang Azwar Ibrahim adalam menikah. Karena, baginya menikah merupakan penyempurna sebagian iman dan menjadi sebuah ladang ibadah kepada Alla swt. Pernikahan pun diraih dengan cara yang sangat indah, terhindar dari perkara zina. Jelas tanpa pacaran, yang beliau lakukan adalah berta’aruf sesuai anjuran syariat Islam. Atas kehendak Allah swt. akhirnya beliau mengakhiri masa lajangnya dengan mempersunting Fitri Rahmah sosok wanita tangguh yang aktif dalam berbagai kegiatan literasi. Keduanya dianugerahi malaikat kecil yang bernama Khaulah Azda El Ibrahim.

  Hal yang ingin ia perjuangkan ialah menerapkan nilai-nilai kejujuran dan peradaban khususnya kepada diri sendiri, umumnya kepada generasi muda saat ini.    

Satu hal yang menarik dari sosok Azwar yaitu keramahtamahannya yang luar biasa. Ia dapat merangkul semua kalangan. Menggiring mereka kedalam kawah canda yang menyemburkan gelak tawa.  



Terimakasih yang tak terhingga kepada Kang Ibrahim Dutinov beserta istri tercinta Teh Fitri Rahmah, tak terlupa juga Dede Khaulah. Dorongan dari Akang dan Teteh ini begitu berarti bagi Selvi. Mohon maaf tidak dicantumkan foto, karena sesuai permintaan. Hehe.

#KMP2SMI

#KOMUNITASODOPBACTH7

#PEKAN8ODOP

#TANTANGAN2BIOGRAFI

#PartnerKangAzwarIbrahimGroupSapporo

#DAY57

4 komentar:

  1. Dijamin baper pas nulis tentang nikah😂 #padahalymahyangbacaya🙈
    Akangnya keren pisan (y)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha tau aja nih Kak Nia. Iya itu impian Slepi juga/ Semoga saja ya kak hehe

      Hapus

ULASAN CERITA PENDEK KAMAR MANDI MERTUA A.    ORIENTASI Cerita pendek yang berjudul Kamar Mandi Mertua merupakan maha karya yang ...