Selasa, 05 November 2019


KUNCI PEMBUKA KEBIMBANGAN


Pernahkan berpikir terlalu jauh untuk menjadi seorang penulis bahkan sampai meyakini ketidak mungkinan? Itu pun sempat terjadi kepada Mojang Sunda asal Sukabumi bernama Selvi Febriani. Kenyataan bahwa tidak lulus di Universitas Padjajaran dengan prodi sastra Indonesia atau sastra Jerman, hampir saja ia menikam mimpinya untuk menjadi seorang penulis populer seperti Asma Nadia.

Tulisan-tulisan yang dimuat di media sosial terbengkalai begitu saja. Tak berkelanjutan. Harapan sungguh tak lagi berpendar. Benar-benar patah ketika iri hati menguasai diri, melihat adik kelasnya yang berhasil lulus di Universitas ternama dengan mengambil prodi pendidikan bahasa Indonesia. Begitu menyayat hati, mengakar sampai ulu hati. Ketika itu ia masih berusia 18 tahun, masih dini untuk benar-benar memahami makna sebuah ujian dan rencana Allah swt. Ia langsung menarik kesimpulan bahwa memang tidak ditakdirkan untuk menjadi seorang penulis.

Rupanya Allah memberikan petunjuk kepada perempuan yang menyebut dirinya sebagai si Serakah Impian itu melalui seorang pemuda aktivis bernama Abdul Halim Perdana Kusuma yang kebetulan lebih dulu mengikuti Kelas Menulis Perpustakaan (KMP). Dengan semangat menulis yang masih mengambang, perempuan itu memutuskan untuk mengikuti Kelas Menulis Perpustakaan. Disinilah ia diperkenalkan dengan komunitas One Day One Post (ODOP) yang luar biasa hebatnya oleh penulis yang hebat pula. Beliau adalah Ibu Ivit seorang penggiat literasi yang tidak pernah sekalipun absen untuk memberikan dorongan dan bimbingannya kepada peserta KMP. Beliau pun rupanya alumnus ODOP sekaligus PJ ODOP. Maka dari itu, ia menyarankan peserta KMP untuk mengikuti komunitas tersebut.  

Kala itu tepatnya hari minggu 25 Agustus 2019, ia memberanikan diri untuk mendaftar sebagai peserta di komunitas ODOP. Khawatir dengan tulisannya yang berjudul Tulisan berseni tidak akan lolos seleksi ia meminta do’a kepada orang tua, Ibu asrama, teman dan para malaikat kecil penghapal al-Qur’an yang dibimbingnya.

Berkat do’a yang tak henti bermunajat, alhamdulillah perempuan itu ternyata lolos dan terdaftar sebagai anggota ODOP di group Adelaide. Mungkin sebagian anggota lain juga merasakan hal yang sama dengan perempuan itu, ketika mulai bergabung di group Whatsapp ODOP Bacth7, rasa minder selalu mengusik. Melihat para PJ dan anggotanya yang lebih dulu mengenal dunia kepenulisan sempat membuat percaya dirinya sedikit menciut. Namun, ketika tulisan pertama mulai dimuat di Blogg, alhamdulillah tanggapannya pun bagus, komentar membangun selalu diluncurkan oleh para peserta atau PJ ODOP. Tentu hal ini dilakukan untuk membangun benteng semangat menulis para peserta. Inilah yang menjadi unsur kenyamanan bersama Odopers.

             Kehangatan begitu terasa sejak pekan pertama. Meskipun sempat jantungnya  menabuh bedug ketika mau bertanya atau sekedar menyapa di group besar ODOP. Tabuhan itu akan semakin menjadi ketika bedah tulisan. Sunguh hari itu perasaannya tidak karuan, mengkhawatirkan nasib tulisannya. Apalagi ketika tulisan yang dibedah saat itu menyinggung politik Indonesia. Dadanyaa seakan tak henti naik turun. Ujung kuku yang digigitnya menjadi bergerigi. Sampai-sampai ia pun tak dapat tidur tenang. Ah, ternyata ketika tulisan itu dibedah, tidak ada sepatah kata pun yang menjatuhkan, tak ada yang mencela, mencaci apalagi mencap kata yang aneh-aneh tentangnya. Ia semakin dibuat nyaman oleh komunitas ini. Keramahtamahan begitu lumrah bagi para Odopers.

            ODOP sukses membuat kobar semangatnya kian menyala. Ia sendiri pun semakin yakin untuk menyemai benih-benih karya hingga panen tiba. Meskipun ia dihadapkan dengan beberapa kendala, ia berhasil menyelesaikan tulisan hingga pekan akhir. Sedikit curhat, demi memposting sebuah tulisan perempuan itu harus rela berpindah-pindah lokasi demi teraksesnya jaringan Wi-Fi, bahkan  terkena hujan renyai pun tak apa.   Karena, ia adalah predator wi-fi sejati. Begitu ungkapnya.

Satu hal yang paling ditunggu di ODOP yaitu ketika materi. Seluruh peserta diharuskan mengikuti materi di jadwal yang sudah ditentukan. Begitu pun dengan tantangan. Sejak itulah ia benar-benar menikmati tantangan. Biasanya rengekan selalu tersembur dari bibir busur panahnya.

Baginya ODOP adalah keluarga literasi terbesar yang dengan rela hati merangkul para penulis pemula. Bermodal keikhlasan tanpa memusingkan perkara biaya. Sungguh mulia, semoga Allah swt. membalas dengan keberkahan yang tak terhingga.



Pemilik nama itu adalah aku. Berjuta ungkapan terimakasih kami lontarkan untukmu wahai Kunci Pembuka Kebimbangan. Ah, ODOP kau membuatku rindu akan pukul 23 : 59 WIB. Sebuah pengalaman yang luar biasa dapat bergabung dalam komunitas hebat ini.

Pesanku untuk ODOP :

1.      Teruslah perjuangkan visi dan misi ODOP

2.      Teruskanlah dalam menebar manfaat bagi semua orang, khususnya untuk para penulis pemula

3.       Tetaplah memberikan kenyamanan kepada peserta ODOP

4.      Tetaplah istiqomah

5.      Jaga dan perkuat komunitas

Salam literasi dari Selvi Febriani domisili Sukabumi.

#KMP2SMI

#KOMUNITASODOPBATH7

#KESANDANPESANMENGIKUTIODOP

6 komentar:

  1. Salam literasi dari bumi arek malang..


    Rahayu sagung dumadi πŸ™πŸ™πŸ™

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam juga kak Sya. Suatu kehormatan dikomentari oleh master. hehe

      Hapus
  2. Master ???


    Keliruuuu 🀣🀣🀣

    BalasHapus
  3. Salam literasi Kak Selvi.
    Keren pisan euy gadis sukabumi ini😘
    Wuah ... saya juga kenal dengan pemuda yang disebut, bukankah beliau juga ikut RWC ODOP ya?😊 Saya juga ingat betul tulisan di IG ituπŸ˜‰ Terima kasih ya Kak Selvi. Selamat datang anggota keluarga baru ODOPπŸ˜™

    BalasHapus

ULASAN CERITA PENDEK KAMAR MANDI MERTUA A.    ORIENTASI Cerita pendek yang berjudul Kamar Mandi Mertua merupakan maha karya yang ...