Rabu, 11 September 2019

Novel Remaja



Episode 2 :

Bagai mendengar petir disiang bolong. Seketika wajah gadis itu memutih bak bulan kesiangan. Ia menoleh kearah ibunya. Sementara mereka, menatap, mengamati, menelisik setiap jengkal fisik gadis  itu. Tak ada yang luput dari pandangan mereka.

“Benar-benar cantik, kau memiliki bola mata elang, itu akan membawa keberuntungan untukmu menantuku.”

Lagi-lagi wanita berumur itu berkomentar dengan penuh kebahagiaan yang terpancar. Sementara gadis itu? Dia tetap konsisten dengan posisi awal, terpaku menatap mereka dengan penuh kebingungan.

Usai berkomentar, wanita berumur itu menghampirinya, mengajak untuk ikut bergabung. Perasaan canggung, malu, heran, gelisah, kesal dan marah berkelut dalam otaknya. Apakah ini memang hari pernikahanku? Ah tidak tidak. Memikirkannya saja sudah membuatku bergidik.  Batin gadis itu.

Dalam beberapa kesempatan gadis itu memberikan isyarat kepada ibunya untuk meninggalkan ruang tamu. Berkali-kali ia memberikan signal berkali-kali pula ibunya mengacuhkan. Selagi ia sibuk memberikan kode agar ibunya meninggalkan ruang tamu gadis itu dikejutkan kembali oleh pertanyaan kedua gadis kembar yang duduk bersebelahan denganya.

“Wah aku jadi penasaran gimana sih awal pertemuan kak Sheva dengan kakakku?” Tanya gadis berambut pirang sebahu.

Ia hanya tersenyum.                                                                              

“Dengan taktik apa kak Sheva bisa mendapatkan hati kakaku?” Tanya gadis yang satunya.

Lagi-lagi gadis itu menjawabnya dengan senyuman.

“Kak Sheva gimana?” Mata berbinarnya semakin terlihat penasaran.

Gadis itu bingung apakah ia harus menjawabnya atau tidak. Jika tidak, ini yang ketiga kalinya mereka bertanya. Namun, jika ia menjawabnya apa yang harus ia katakan. Ahirnya ia pun tetap memilih untuk diam.

Seandainnya saja aku menikah dengan seorang pria yang aku inginkan, tentu saja aku dapat menjawab pertanyaan itu dengan mudah, dengan mantap memasang wajah  pipi kemerahan.

Inilah batinku saat ini. Adakah wanita yang mau melangsungkan pernikahan tanpa sepengetahuanmu? Adakah wanita yang menginginkan pernikahan jika kamu belum tau siapa, bagaimana, seperti apa sosok laki-laki yang akan menjadi imammu itu? Tanpa membutuhkan kesepakatan darimu. Marah. Tak terima. Itu yang kurasakan. Jika memang ada, antarkanlah aku kepadanya, agar aku tau langkah seperti apa yang harus aku tempuh.

Dulu aku membayangkan sebuah pesta pernikahan yang berkesan, balutan gaun pernikahan yang aku rancang, resepsi yang indah dengan suasana kental dengan kebudayaan khas suku Sunda serta tidak mengenyampingkan aturan-aturan agama. Sayangnya, itu hanya ekspetasiku yang seketika melayang entah kemana. Ya, aku Shevana Ferdian Louis menurut agama  resmi menikah dengan seorang pria yang namanya saja akupun belum tahu. Meskipun belum tercantum di KUA namun aku betul-betul sah menjadi istrinya. Nikah siri. Begitulah masyarakat umum menyebutnya.

Dikala teman seusiaku sibuk mengikuti Bimbel, latihan soal-soal ujian,  menentukan jurusan, memilih Universitas, aku malah sibuk memikirkan beribu pertanyaan yang selalu mengisi setiap napasku. Bagaimana kehidupanku setelah menikah? Bagaiamana aku dapat membina rumah tangga sedangkan aku sendiri tidak siap segalanya, apalagi mengurusi anak aku sungguh tidak siap dengan semua hal itu.  Satu hal yang membuatku tidak bisa menerima pernikahan ini yaitu sebuah impian. Deretan target-target yang harus aku capai sebelum aku menikah akan lebur sia-sia. Terlebih aku masih duduk dibangku kelas dua belas SMA, sedang fokus-fokusnya merancang dan meniti tangga kesuksesan. Ada banyak hal yang tidak bisa aku lakukan setelah aku menikah. Bagiku pernikahan ini tentu akan menghambat impianku, menyulitkan jalanku, apalagi jika sudah mempunyai anak, maka kesibukanku pun kian bertambah. Kalau sudah begini, apalah arti dari goresan-goresan tinta yang tertulis disetiap lembar buku harianku? Aku benar-benar berada dalam zona kepasrahan. Aku menyerah.  Berdo’alah semoga cukup aku saja yang mengalami hal itu.

Gadis itu memang ambisius. Selalu memiliki planning, target, tujuan hingga ia bisa berhasil meraih impian. Memanaj waktu dengan baik serta disiplin adalah penyakit utama yang tidak bisa ia obati sampai saat ini. Dapatkah ia berdamai dengan situasi?
Bersambung…
*Jangan lewatkan episode 1 nya ya kak hiiii (memamerkan deretan gigi) #KMP2SMI
#ODOPBACTH7
#KomunitasOdop


6 komentar:

  1. Dan gue jadi makin penaran dengan kelanjutan ceritanya .. gile aja neng itu anak SMA udah di Nikahin, helelllow.

    mana sini si cowok sama si keluarganya ? gue laporin ke BPOM

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahaha Bakso yang mengandung Borax kali ah wkwkwk sebuah teka-teki tokoh si ibu, jahat apa baik ya karakternya hihi

      Hapus
    2. makasih pak udah baca hehe eh gimana ya manggilnya hehe

      Hapus
  2. Wih keren, kepo donk sma kelanjutannya 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe ayo kepoin terus teh hehe jangan lewatkan

      Hapus

ULASAN CERITA PENDEK KAMAR MANDI MERTUA A.    ORIENTASI Cerita pendek yang berjudul Kamar Mandi Mertua merupakan maha karya yang ...