Episode 2 :
Bagai
mendengar petir disiang bolong. Seketika wajah gadis itu memutih bak bulan
kesiangan. Ia menoleh kearah ibunya. Sementara mereka, menatap, mengamati,
menelisik setiap jengkal fisik gadis
itu. Tak ada yang luput dari pandangan mereka.
“Benar-benar
cantik, kau memiliki bola mata elang, itu akan membawa keberuntungan untukmu
menantuku.”
Lagi-lagi
wanita berumur itu berkomentar dengan penuh kebahagiaan yang terpancar.
Sementara gadis itu? Dia tetap konsisten dengan posisi awal, terpaku menatap
mereka dengan penuh kebingungan.
Usai
berkomentar, wanita berumur itu menghampirinya, mengajak untuk ikut bergabung.
Perasaan canggung, malu, heran, gelisah, kesal dan marah berkelut dalam otaknya.
Apakah ini memang hari pernikahanku? Ah tidak tidak. Memikirkannya saja
sudah membuatku bergidik. Batin
gadis itu.
Dalam
beberapa kesempatan gadis itu memberikan isyarat kepada ibunya untuk meninggalkan
ruang tamu. Berkali-kali ia memberikan signal berkali-kali pula ibunya
mengacuhkan. Selagi ia sibuk memberikan kode agar ibunya meninggalkan ruang
tamu gadis itu dikejutkan kembali oleh pertanyaan kedua gadis kembar yang duduk
bersebelahan denganya.
“Wah aku
jadi penasaran gimana sih awal pertemuan kak Sheva dengan kakakku?” Tanya gadis
berambut pirang sebahu.
Ia hanya tersenyum.
“Dengan
taktik apa kak Sheva bisa mendapatkan hati kakaku?” Tanya gadis yang satunya.
Lagi-lagi gadis itu menjawabnya dengan senyuman.
“Kak
Sheva gimana?” Mata berbinarnya semakin terlihat penasaran.
Gadis
itu bingung apakah ia harus menjawabnya atau tidak. Jika tidak, ini yang ketiga
kalinya mereka bertanya. Namun, jika ia menjawabnya apa yang harus ia katakan.
Ahirnya ia pun tetap memilih untuk diam.
Seandainnya
saja aku menikah dengan seorang pria yang aku inginkan, tentu saja aku dapat
menjawab pertanyaan itu dengan mudah, dengan mantap memasang wajah pipi kemerahan.
Inilah
batinku saat ini. Adakah wanita yang mau melangsungkan pernikahan tanpa
sepengetahuanmu? Adakah wanita yang menginginkan pernikahan jika kamu belum tau
siapa, bagaimana, seperti apa sosok laki-laki yang akan menjadi imammu itu? Tanpa
membutuhkan kesepakatan darimu. Marah. Tak terima. Itu yang kurasakan. Jika
memang ada, antarkanlah aku kepadanya, agar aku tau langkah seperti apa yang
harus aku tempuh.
Dulu aku
membayangkan sebuah pesta pernikahan yang berkesan, balutan gaun pernikahan
yang aku rancang, resepsi yang indah dengan suasana kental dengan kebudayaan
khas suku Sunda serta tidak mengenyampingkan aturan-aturan agama. Sayangnya,
itu hanya ekspetasiku yang seketika melayang entah kemana. Ya, aku Shevana Ferdian
Louis menurut agama resmi menikah dengan
seorang pria yang namanya saja akupun belum tahu. Meskipun belum tercantum di
KUA namun aku betul-betul sah menjadi istrinya. Nikah siri. Begitulah
masyarakat umum menyebutnya.
Dikala
teman seusiaku sibuk mengikuti Bimbel, latihan soal-soal ujian, menentukan jurusan, memilih Universitas, aku
malah sibuk memikirkan beribu pertanyaan yang selalu mengisi setiap napasku.
Bagaimana kehidupanku setelah menikah? Bagaiamana aku dapat membina rumah
tangga sedangkan aku sendiri tidak siap segalanya, apalagi mengurusi anak aku
sungguh tidak siap dengan semua hal itu. Satu hal yang membuatku tidak bisa menerima
pernikahan ini yaitu sebuah impian. Deretan target-target yang harus aku capai
sebelum aku menikah akan lebur sia-sia. Terlebih aku masih duduk dibangku kelas
dua belas SMA, sedang fokus-fokusnya merancang dan meniti tangga kesuksesan.
Ada banyak hal yang tidak bisa aku lakukan setelah aku menikah. Bagiku pernikahan
ini tentu akan menghambat impianku, menyulitkan jalanku, apalagi jika sudah
mempunyai anak, maka kesibukanku pun kian bertambah. Kalau sudah begini, apalah
arti dari goresan-goresan tinta yang tertulis disetiap lembar buku harianku?
Aku benar-benar berada dalam zona kepasrahan. Aku menyerah. Berdo’alah semoga cukup aku saja yang
mengalami hal itu.
Gadis
itu memang ambisius. Selalu memiliki planning, target, tujuan hingga ia
bisa berhasil meraih impian. Memanaj waktu dengan baik serta disiplin adalah
penyakit utama yang tidak bisa ia obati sampai saat ini. Dapatkah ia berdamai
dengan situasi?
Bersambung…*Jangan lewatkan episode 1 nya ya kak hiiii (memamerkan deretan gigi) #KMP2SMI
#ODOPBACTH7
#KomunitasOdop
Dan gue jadi makin penaran dengan kelanjutan ceritanya .. gile aja neng itu anak SMA udah di Nikahin, helelllow.
BalasHapusmana sini si cowok sama si keluarganya ? gue laporin ke BPOM
ahaha Bakso yang mengandung Borax kali ah wkwkwk sebuah teka-teki tokoh si ibu, jahat apa baik ya karakternya hihi
Hapusmakasih pak udah baca hehe eh gimana ya manggilnya hehe
HapusWih keren, kepo donk sma kelanjutannya 😆
BalasHapushehe ayo kepoin terus teh hehe jangan lewatkan
HapusJadi beneran nikah?😟
BalasHapus