Selasa, 10 September 2019

Novel Remaja


TABASSAM

Episode 1 :
Aku gak siap bu, aku gak mau aku masih SMA, tolong. Bagaimana dengan impianku? Masa depan seperti apa yang ibu janjikan itu? Apa ini karena ayah? Atau ini hanya ego ibu semata? Lirih batin seorang gadis bermata sayu. Air matanya pecah mengalir menyusuri pori-pori yang siap menyambut duka. Garis hidung yang membentuk sudut 45 ˚ semakin terlihat kemerahan, bertahan, bersaing dengan api kemurkaan. Ia tertunduk lesu mendengar permintaan ibunya yang membuat siapa saja seketika mati berdiri.   

 Tangan gadis itu gemetar menatap kilat mata yang tengah dilanda murka. Memiliki temperamen tinggi membuat ibunya kesulitan untuk mengontrol emosi, tidak membutuhkan banyak alasan untuk membuat sang ibu murka, jika ada yang memindahkan salah satu kepunyaanya itu sudah menjadi sebuah alasan yang cukup untuk memancing amarahnya. Tujuh belas tahun ia hidup dengan seorang ibu yang memiliki temperamental tinggi, gadis itu bahkan pernah dirawat selama satu minggu berkat ulah kasar ibunya. Namun, apakah karena sikap kasar seorang ibu menjadi satu alasan yang sah untuk mendurhakai? Tentu tidak. Surga tetap berada ditelapak kakinya, itulah alasan yang membuat ia tetap bertahan. 
Dinding kamar seakan ikut membisu. Biasa diseberang jalan ramai dipadati oleh para penjaja makanan, disesaki oleh puluhan motor yang terparkir sembarang, seketika semua terasa lengang, tak ada keramaian diluar sana. Cicak pun enggan untuk bersuara seolah-olah ia mengerti dan tak mau ikut campur. Hening.  

“Sheva cepat kemasi barang-barangmu, ibu tidak mau kalau kamu membuat masalah lagi”

Gadis itu semakin terpukul. Terdiam merenungkan ingatan pahitnya yang masih melekat hangat.

***

Satu jam kali ini benar-benar membuatnya naik pitam. Bayangkan saja, sepulang Bimbel dengan perasaan resah karena sibuk memikirkan persiapan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) gadis lugu itu mendapatkan sebuah kejutan yang sangat luar biasa. Ya, luar biasa. Sampai-sampai dibuat setengah mati oleh mereka.

 Ruang tamu yang hanya berukuran empat kali enam meter mendadak sesak dipenuhi oleh tamu-tamu terhormat dari kalangan para pejabat. Masing-masing tamu itu menenteng sebuah parsel berisi seperangkat alat sholat yang dibalut indah, sepatu, tas, dan barang-barang mewah lainnya terlihat seperti seserahan, suatu tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia ketika hendak melangsungkan akad pernikahan. Apakah ibu akan menikah lagi? Jika memang iya, begitu cepatnya ibu melupakan ayah. Gadis itu menduga-duga.

Sepeninggalan ayahnya satu bulan yang lalu membuat ibunya lemah tak kuasa menghadapi rel kehidupan. Ditambah lagi ayahnya meninggalkan hutang yang cukup banyak sehingga membuat ibunya semakin tertekan. Ia selalu terlihat murung, gadis itu bahkan  harus terus mengajak ibunya berbincang, mencoba menghiburnya. Namun, hari ini ia mengamati ibunya dengan penafsiran yang berbeda, ibunya kembali tersenyum bangkit meluapkan emosi yang positif.

Dibalik kaca jendela gadis itu melihat ibunya kembali melemparkan senyuman manisnya untuk para tamu itu. Ia pun sempat menelisik mencari dan menduga-duga calon suami ibunya dan itu berarti juga calon ayah tirinya.  Arah pandang gadis itu terpusatkan oleh keluarga yang sedari terus saja menghibur sosok ibunya yang tempramen, keluarga itu telah berhasil memberikan rona baru di wajah ibunya.   

Keluarga itu beranggotakan dua gadis kembar berparas blasteran Indonesia-Jerman mereka masih berusia lima tahun, perempuan cantik usia dua puluh lima tahunan dengan rambut terurai hitam legam tengah menenangkan putri kecilnya yang sesekali menangis ikut meramaikan suasana dan sepasang suami istri nampak usia lima puluh tahunan memamerkan keharmonisannya, mereka begitu antusias saling bertukar cerita dengan diiringi gelak tawa. Bagaimana dengan ibu gadis itu? Ya, tentu saja ibunya hanyut dalam lautan tawa, asyik berbincang-bincang dengan seorang wanita berumur itu sambil menceritakan kisah masa kecilnya. Samar-samar gadis lugu itu mendengar kalau ibu memanggil wanita itu dengan sebutan ‘besan’. Gadis itu tidak menghiraukannya, kalau-kalau ia salah dengar.

Cukup lama gadis itu berdiri dibalik pintu, ia melangkah ragu. Ia mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk. Gadis itu berjalan kaku, menyalami para tamu yang sedari tadi menunggu kedatangannya. Ibunya berjalan mendekat, mendekap erat tubuh mungil gadis itu, mencium keningnya dan mengenalkannya kepada para tamu itu.

“ Ini dia mempelai wanitanya. Dia anak saya Shevana.”

Gadis itu terperangah. 

“Pantas saja pengantin pria mau segera melangsungkan akad, takut gugup dia dengan wanita secantik ini.” Sahut seorang wanita berumur itu menggoda.

“Hah?! Akad? Bu?!”

Gadis itu menatap ibunya memancarkan sejuta  pertanyaan. 

Bersambung.....

           #KMP2SMI
#ODOPBACTH7
#KOMUNITASODOP
     

8 komentar:

  1. Selalu dibuat penasaran dan tsrtarik😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah hihi. Makasih the masukannya aduh masyaAllah. semangat teteh

      Hapus
  2. Hai kak, wah nulisnya udah bersambung aja nih. eh tulisanya bagus kak, kayaknya kakak ini emang doyan baya ya, sampe ada blasteran jerman segala, sampe ngukur hidung 45 derajat segala, hehe. keren.

    tapi aku bingung, ini menceritakan sudut pandang orang ke 3 atau pertama ya ? atau aku yang gak tahu jenis sudut pandang ini ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe aduh makasih kak udah mau baca. alhamdulillah semoga menjadi doa ya kak hihi. oh itu ahah iya kebetulan saya suka sekali Bahasa Jerman termasuk negaranya saya suka. oh hiya itu sbenernya sudut pandang orang ketiga. kan sudut pandang orang ketiga itu ada yang serba tahu ada yang tidak serba tahu. nah disini saya hanya menggambarkan lamunan atau isi hati sitokoh Utama. isi hati si tokoh Utama ditulis dengan cetak miring, karena itu murni ungkapan dari si tokoh Utama. Selvi terinspirasi dari Novelnya Bang Tere yang judulnya Daun yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin. boleh dikepoin kak. hihi. makasih ya Allah kak.

      Hapus
  3. Balasan
    1. aamiin. aamiin kang ya Allah semoga menjadi doa.
      haturnuhun hihi.

      Hapus
  4. Mau nanya dong, Tabassam itu apa ya Kak? Baru mulai udah akad aja😱

    BalasHapus
  5. Tersenyumlah kak hihi. Iya itulah akar masalahnya ahihi

    BalasHapus

ULASAN CERITA PENDEK KAMAR MANDI MERTUA A.    ORIENTASI Cerita pendek yang berjudul Kamar Mandi Mertua merupakan maha karya yang ...